Berikut ini 8 manfaat mempunyai kaligrafi
- Untuk menambah keimanan
- Mempermudah mengingat Allah agar hati menjadi tenteram
- Mendatangkan aura positif di dalam ruangan
- Meningkatkan rasa syukur supaya ditambah keberkahan rizkinya
- Sebagai Prestice needs dan identitas diri seorang muslim
- Menambah kesejukan isi rumah
- Ayat-ayat Allah terbukti dapat menolak balak, bencana, mara bahaya dan sihir
- Harta yang dibelanjakan untuk ayat-ayatnya pasti akan diganti dari arah yang tidak disangka-sangka.
Fungsi Kaligrafi Islam
Fungsi Kaligrafi Islam pada prinsipnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai media komuniksi dan media ekspresi.
1. Media Komunikasi
Sebagai media komunikasi, tulisan dijadikan sebagai alat untuk
menyampaikan pesan, dari seseorang ke orang lain dari komunikan ke receiver
(penerima). Melalui tulisan, orang bisa menuangkan ide-ide dan buah
pikirannya. Dengan tulisan, kita dapat mengetahui karakter seseorang,
misalnya: pemarah, penyabar, ulet, atau orang yang tekun.
Tulisan yang kecil-kecil, teratur dan halus mengidentifikasikan
keuletan dan ketelitian penulisnya. Tulisan yang besar-besar dan tidak
teratur bisa diartikan sebagai suatu ketergesa-gesaan. Sehubungan dengan
itu Muhammad Thahir Ibnu Abdal Kadir al Kurdi menyatakan bahwa,
tulisan dapat menggambarkan postur tubuh seseorang, misalnya tulisan
dengan susunan pendek dan rapat cenderung ditulis oleh orang berpostur
tubuh pendek. Demikian pula orang yang tinggi cenderung menulis secara
jarang dan tinggi pula. Bahkan seseorang yang peka melihat sebuah
tulisan dapat membedakan antara tulisan pria dan wanita, tulisan wanita
lelih molek dari tulisan pria yang setara. Namun pada kenyataannya
tidak banyak wanita yang ahli kaligrafi, wanita biasanya tidak tahan
menghadapi kesulitan, berbeda dengan pria yang biasanya lebih tabah,
tekun, dan sabar.
Tulisan dapat pula dijadikan sebagai data pelacakan sebagaimana
halnya tangan tangan, yang dapat menginformasikan siapa gerangan
penulisnya. Seperti juga dengan sidik jari, tiada dua orang yang
memiliki tulisan yang sama persis, sekalipun mereka itu saudara kembar.
Sebagai media komunikasi, aksarindah Islam dituntut kejelasan
tulisan, huruf demi huruf, agar dapat dibaca dengan jelas sesuai dengan
yang dimaksudkan oleh penulisnya.
2. Media Ekspresi
Aksarindah Islam dapat pula dijadikan sebagai media ekspresi. Hal itu
dibuktikan oleh beberapa pelukis papan atas Indonesia seperti: Ahmad
Sadali, A. D. Pirous, Amri Yahya, Amang Rahman, HD. Sirojuddin AR, Abay
D. Sabarna, Saiful Adnan, Abas Alibasyah, Fadjar Sidik, dan yang
lainnya, termasuk maestro seni lukis Indonesia Affandi pernah juga
membuat kaligrafi Islam. Walau itu adalah lafadz “Allah” yang
ditempatkan di sisi atas bidang kanvasnya digabungkan dengan lukisan
potret diri Affandi yang khas.
Sebagaimana media ekspresi lainnya, aksarindah yang ditorehkan di
atas bidang kanvas tidak berhenti pada tulisan saja. Lebih dari itu
mendapatkan tambahan elemen-elemen seni rupa pada umumnya, seperti
elemen warna, tektur dan garis. Pengaturan komposisi, irama, dan gelap
terang. Unity atau kesatuan baik antara kesatuan elemen seni
rupa, maupun kesatuan tema, juga mendapat perhatian dalam karya seni
aksarindah Islam.
Sehubungan dengan itu, menurut A.D Pirous dalam buku karangan Ilham
Khoiri R., “Al-quran dan Kaligrafi Arab”, menyatakan bahwa ketika
kaligrafi itu dituliskan dengan tambahan emosi yang melebihi proporsinya
sebagai alat komunikasi, maka ia akan memiliki proses tambah. Kaligrafi
bisa menjadi karya yang memendam estetika yang mendalam. Sebagai karya
seni bentuk kaligrafi akan terus berkembang dan tidak pernah selesai.
Sebagai seorang Muslim yang taat ada semacam keasyikan tersendiri
yang dirasakan sewaktu menggoreskan Kalam Ilahi atau Sunnatan Nabi di
dalam berkarya. Lebih khusuk lagi kalau itu sudah sampai ke nilai ibadah
secara transendental. Setiap berkarya yang diniatkan sebagai ibadah
membuat hati menjadi tenang tenteram dan tentunya diyakini mendapat
pahala. Dampaknya adalah akan tercermin dalam setiap karya yang
dihasilkan. Bagaimana pun juga setiap karya seni rupa (termasuk karya
Aksarindah Islam) merupakan ekspresi atau ungkapan perasaan yang dalam
dari pelukis atau aksarindernya.
Karya aksarindah Islam sudah mulai marak di tanah air, dan sudah
digandrungi oleh perupa-perupa Muslim pada dasawarsa terakhir ini. Dan
mulai diperhitungkan sebagai suatu karya seni rupa kontemporer sering
dipamerkan baik dalam pameran bersama, maupun tunggal. Di forum Nasional
ikut dilombahkan pada MTQ Nasional atau pada acara Hari-Hari Besar
Islam, di tingkat Asean selalu diadakan peraduan Menulis Khat di Brunei
Darussalam dan lomba tingkat internasional diadakan di Turki. Di
berbagai tingkatan itu aksarinder Indonesia sering mendominasi kejuaraan
minimal sampai kejuaraan tingkat Asean.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar